Sumber Sejarah Kerajaan Banten Singkat Dan Terlengkap – Halo sobat pembaca sekalian kembali lagi bersama kami di portaldemisterios.com yang dimana kali ini kami akan membahas tentang Sumber Sejarah Kerajaan Banten Singkat Dan Terlengkap. Dari pada penasaran yuk langsung simak penjelasannya.
Pada sekitaran pada abad ke 16 berdirilah sebuah kerajaan Islam pada Tatar Pasundan tepatnya pada propinsi Banten negara Indonesia. Kerajaan Islam itu merupakan Kerajaan Banten yang sudah 3 abad sudah bertahan sampai mencapai kejayaan.
Wilayah dari kerajaannya ini yaitu sebelah barat dari bagian pantai Jawa sampai ke daerah Lampung. Kesultanan Demak sangat lah berperan aktif untuk penyebaran Islam pada tanah Jawa.
Pada masa kejayaan kepemimpinan Banten ini datanglah orang-orang penjajah dari negara-negara Eropa sambil mereka menanamkan pengaruh buruk dirinya.
Perang diantara saudara dan juga persaingan kekuatan global sangat sering terjadi didalam memperebutkan perdagangan dan juga sumber daya manusia. Selain itu ada sebuah rasa ketergantungan terhadap persenjataan sehingga hal itulah yang bisa melemahkan hegemoni dari kerajaan Banten pada wilayahnya.
Kekuatan politik dikerajaan Islam ini pada akhirnya runtuh pada tahun 1813 yakni dihancurkannya Istana Surosowan. Istana ini adalah simbol kekuasaan dari kerajaan Islam Banten pada Kota Intan.
Pada masa-masa akhir dari pemerintahannya raja-raja di Banten pada saat itu kedudukannya itu tidak akan lebih dari seorang raja di bawahan kepemerintah kolonial Belanda.
Sejarah Singkat Kerajaan Banten
Pada awal abad ke-16 untuk Kerajaan Pajajaran yang menganut agama Hindu mempunyai sebuah bandar-bandar penting contohnya Sunda Kelapa atau Jakarta, Banten dan juga Cirebon.

Kerajaan Pajajaran ini sudah mengadakan kerja sama dengan kepemerintahan Portugis sampai Portugis itu diizinkan mendirikan benteng dan juga kantor dagang di situ. Seluruh perekonomian pada tanah Sunda Kelapa yang pada saat itu sangat dikuasai oleh bangsa Portugis.
Guna untuk membendung pengaruh bangsa Portugis pada wilayah Pajajaran ini yakni Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak itu memberi perintah pada Fatahilah.
Fatahilah merupakan seorang panglima perang di kerajaan Demak yang diperintahkan untuk menaklukkan bandar-bandar perdagangan di Pajajaran pada tahun 1526 masehi. Akhirnya pasukan dari Fatahilah itu menuai keberhasil untuk menguasai Banten dan juga merebut pelabuhan Sunda Kelapa atau Jakarta pada 22 Juni 1527.
Sejak pada saat itu nama dari Sunda Kelapa yang diubah namanya yang menjadi Jayakarta atau bisa juga disebut Jakarta yang berarti kota kemenangan. Maka pada tanggal 22 Juni oleh pemerintah negara Indonesia itu ditetapkan untuk hari jadi dari kota Jakarta.
Seluruh pantai utara pada Jawa Barat untuk akhirnya bisa dikuasai oleh Fatahilah sampai lambat laun agama Islam itu tersebar pada seluruh daerah Jawa Barat.
Fatahilah lalu menjadi ulama besar disebut wali yang memakai gelar yakni Sunan Gunung Jati di Cirebon. Pada tahun 1552 putra Fatahilah yakni Hasanuddin yang diangkat untuk menjadi penguasa Banten, sedangkan putranya yang satunya Pasarean itu menjadu penguasa pada daerah Cirebon.
Fatahilah pun mendirikan sebuah pusat kegiatan agama Islam pada Gunung Jati di Cirebon sehingga pada akhirnya beliau itu wafat pada tahun 1568 Masehi.
Raja-raja Yang Sudah Pernah Memerintah Kerajaan Banten
1. Sultan Hasanuddin
Pada saat terjadinya sebuah perebutan kekuasaan pada kerajaan Demak di Cirebon dan juga Banten masing-masing untuk berusaha melepaskan diri dari kepemerintahan kerajaan Demak.
Pada akhirnya Cirebon dan juga Banten itu terlepas dari pengaruh kerajaan Demak dan sudah menjadi kerajaan yang berdaulat. Maka pada masa Sultan Hasanuddin pada akhirnya itu menjadi raja dari kerajaan Banten pertama yang pada saat itu berkuasa selama 18 tahun yakni 1552 sampai 1570 Masehi.
Di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin Kerajaan Banten itu berhasil menguasai daerah Lampung atau Sumatra untuk penghasil rempah-rempah. Selain itu juga Sultan Hasanuddin pun berhasil untuk menguasai selat Sunda yang pada saat itu merupakan jalur utama dari perdagangan.
2. Maulana Yusuf
Merupakan putra dari Sultan Hasanuddin yang memerintah di Banten pada tahun 1570 sampai 1580 Masehi. Sekitar 1579 Maulana Yusuf itu berhasil untuk menaklukkan dari kerajaan Pajajaran yang berada di Pakuan Bogor dan sekaligus menyingkirkan rajanya yakni Prabu Sedah.
Ini mengakibatkan sebagian rakyat di Pajajaran banyak sekali yang mengungsi ke daerah pegunungan dan jua sampai sekarang yang kita kenal sebagai orang Baduy pada daerah Rangkasbitung Banten.
3. Maulana Muhammad
Begitu juga setelah Sultan Maulana Yusuf wafat putra dia yang namanya adalah Maulana Muhammad naik tahta pada saat usia 9 tahun. Dikarenakan Maulana Muhammad iru masih sangatlah muda maka dari itu pemerintahan dijalankan oleh seorang yang berana Mangkubumi Jayanegara menjabat sampai dia dewasa yakni tahun 1580 sampai 1596.
Setelah memerintah 16 tahun, Sultan Maulana Muhammad pada akhirnya itu meninggal pada pertempuran di Kesultanan Palembang pada usianya yang ke-97 tahun.
4. Pangeran Ratu (Abdul Mufakhir)
Dalam usianya 5 bulan Pangeran Ratu pada akhirnya menjadi seorang sultan Kerajaan Banten yang ke-4 (1596-1651). Sambil menunggu si pangeran itu dewasa untuk sementara itu pemerintahan dipimpin oleh Mangkubumi Ranamanggala.
Pada saat itulah pertama kali bangsa kolonial Belanda dengan dipimpinan oleh Cornelis De Houtman yang mendarat pada daerah Banten 22 Juni 1596.
5. Sultan Ageng Tirtayasa
Dibawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1651 sampai 1682 Kerajaan Banten sudah mengalami sebuah masa kejayaan. Sultan Ageng Tirtayasa itu selalu berusaha untuk memperluas daerah kepemerintahannya sampai tahun 1671 Masehi.
Beliau sudah mengangkat putranya menjadi raja pembantu yang bergelar Sultan Abdul Kahar atau Sultan Haji. Namun pada akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa itu merasa kecewa kepada Sultan Haji dikarena ia sudah menjalin sebuah kerjasama dengan Belanda.
Perang saudara pun akhirnya terjadi dan juga Sultan Haji meminta bantuan kepada Belanda untuk menyerang si Sultan Ageng Tirtayasa. Pada akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa itu tertangkap dan juga dipenjarakan diBatavia sampai wafat pada tahun 1691 Masehi.
Peninggalan Kerajaan Banten
Selama masa pemerintahan yang berlangsung kurang lebih yakni 3 abad lamanya kerajaan Islam ini sudah meninggalkan beberapa bukti atas kejayaannya.

Bukti-bukti dari peninggalan kerajaan ini yang biasanya menceritakan kalau pada daerah pulau Jawa sudah pernah ada sebuah kerajaan Islam terbesar. Dan inilah beberapa peninggalan dari kerajaan yang sudah membuktikan masa kejayaan, dan peninggalannya sebagai berikut :
1. Masjid Agung Banten
Bangunan Masjid ini adalah sebuah bukti peninggalan dari Kerajaan ini sebagai satu-satunya peninggalan kerajaan Islam yang ada diIndonesia.
Masjid itu dibangun pada tahun 1652 sampai kini masih berdiri dengan kokoh dan juga terletak pada desa Banten Lama, dikecamatan Kasemen. Ini adalah salah satu dari 10 masjid tertua yang berada di negara Indonesia sampai saat ini.
2. Danau Tasikardi
Letaknya pada sekitar Istana Kaibon dan juga adalah sebuah danau buatan yang dibuat pada sekitar 1570 sampai 1580 pada kepemerintahan masa Sultan Maulana Yusuf.
Luas dari danau Tasikardi yang dulunya itu sekitar 5 hektar dan juga sudah dilapisi menggunakan batu bata dan juga ubin. Fungsi danau ini adalah sebagai sumber dari mata air dari keluarga kerajaan dan juga saluran irigasi untuk sawah pada sekitaran Banten.
3. Vihara Avalokitesvara
Vihara ini adalah sebuah bukti kalau dijaman kerajaan Islam itu toleransi antar umat beragama sudah terjaga baik. Tempat ibadah untuk umat Budha itu hingga sampai saat ini masih dirawat dan juga berdiri kokoh. Keunikan dari bangunan Vihara Avalokitesvara iyalah pada dindingnya itu terdapat sebuah relief yang menceritakan sebuah legenda dari siluman ular putih.
4. Meriam Ki Amuk
Pada benteng Speelwijk itu terdapat jenis meriam dan juga salah satu dari meriam yang sangat besar ukurannya iyalah meriam yang bernama Ki Amuk. Meriam ini mempunyai daya tembak yang sangat lah jauh dan daya ledakan yang sangat luar biasa. Meriam ini adalah hasil rampasan raja Banten kepada Belanda pada zamannya perang.
5. Istana Dan Benteng
Peninggalan sejarah dari Kerajaan Banten ada juga yang berupa Istana dan juga Benteng. Istana dan benteng tersebut antara lain sebagai berikut:
- Istana Keraton Kaibon. Dulunya di istana ini digunakan sebagai tempat tinggalnya dari Bunda Ratu Aisyah atau ibunya Sultan Syaifudin.
- Istana Keraton Surosowan. Istana ini adalah sebuah tempat tinggal dan juga sekaligus untuk pusat dari pemerintahan kesultan Banten.
- Benteng Speelwijk. Benteng ini didirikan untuk bentuk poros dari pertahanan maritim dan juga kekuasaan raja pada masa lalu. Benteng Speelwijk ini didirikan pada 1585 yang mempunyai ketinggian 3 meter dan memiliki mercusuar.
Begitu banyak sekali peninggalan sejarah dari kerajaan Islam di daerah Banten ini yang wajib untuk kita lestarikan. Ini semua sudah membuktikan bahwa raja-raja di Banten dan juga pada masa pemerintahannya.
Benar-benar sangatlah tangguh dan juga memperhatikan kesejahteraan dari rakyatnya. Selain itu juga sebagai untuk bukti kalau raja-raja di tanah Jawa dan juga rakyat pada saat itu sudah memerangi si penjajah.
Demikian lah pembahasan kali ini tentang Sumber Sejarah Kerajaan Banten Singkat Dan Terlengkap semoga dengan dibuatnya artikel ini dapat membantu kalian dan syukron telah membaca dan berkunjung,
Baca Juga Lainnya:
- Sejarah Kerajaan Kalingga
- Sejarah Kerajaan Sriwijaya
- Sejarah Kerajaan Pajajaran
- Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
- Sejarah Kerajaan Singasari
- Sejarah Kerajaan Majapahit
- Sejarah Kerajaan Samudera Pasai
- Sejarah Kerjaan Makassar
- Sejarah Kerajaan Tarumanegara
- Sejarah Kerajaan Kutai
- Sejarah Kerajaan Demak
- Alasan Jepang Membentuk BPUPKI
- Jawaban Syukron